Ini adalah salah satu gambar pementasan wayang kulit jawa gaya Surakarta atau yang akrab dipanggil dengan Solo.
Wayang ini adalah dalam rangka hajatan orang punya kerja "ruwatan" didaerah Kali Urang, Jogyakarta.
Tampil sebagai dalang dalam acara ruwatan ini adalah "Ki Trustuti Rahmadi" dari Mojo Songo (sebelah utara kota SOLO).
Ki Tristuti dalam kesempatan ini membawakan lakon ruwatan "Pendawa Pitu". Lakon ini adalah untuk membersihkan sukerta (dosa atau kesialan) yang ada pada 7 orang didalam satu keluarga..
Oh ya, ruwatan berasal dari kata "ruwat" yang berarti kurang lebih adalah membebaskan seseorang dari suatu kesialan atau malapetaka. Dalam mitology jawa, ada puluhan jenis orang yang yang harus diruwat. Salh satunya anak ontang-anting, uger-uger lawang, sendang kapit pancurang, pancuran kapit sendang, penwawa (lima anak laki-laki), dan masih banyak lagi jenisnya menurut adat kepercayaan orang Jawa.
Dalam pertunjukan ruwatan pada kesempatan ini adalah ruwatan yang jarang di lakukan dengan laokn Pendawa Pitu ini. Yang sering digunakan dalam lokn ruwatan oleh para dalang di daerah Surakarta dan sekitarnya adalah dengan lakon Murwakala (Kala takon Bapa) atau juga dengan lakon "Dalang Kandhabuwana". Juga ada lagi lakon ruwatan lain yaitu lakon "Sudamala" ...
Ada mantram khusus dan iringan yang khusus pula dalam pertunjukan ini. Hingga pada sesaji dan sajen yang dipersembahkan pun khusus dan beragam. Sehingga semuanya harus dipersiapan dengan matang secara lahir maupun batinnya.
Pak Tristuti yang sekarang menjadi salah satu guru dalang dan dalang senior di daerah surakarta dan sekitarnya adalah dalang yang hebat dan juga berpengetahuan yang luas. Pentas malam itu begitu mempesona dan menarik kami, terutama untuk masa sekarang pertunjukan wayang kulit klasik sudah sangat jarang sekali kita jumpai..